foto ia

Jumat, 15 Mei 2009

Produk Pakan Jerami Olahan


Jerami merupakan bagian dari batang tumbuhan tanpa akar yang tertinggal setelah dipanen butir buahnya. Jika jerami padi langsung diberikan kepada ternak tanpa melalui proses pengolahan, maka jerami padi ini akan tergolong sebagai makanan ternak yang berkualitas rendah. Jerami padi memiliki kandungan zat gizi yang minim, kandungan protein yang sedikit, dan daya cernanya rendah.

Meskipun demikian, teknik amoniasi dapat mengubah jerami menjadi makanan ternak yang potensial dan berkualitas karena dapat meningkatkan daya cerna dan kandungan proteinnya. Sejumlah negara di dunia seperti, Tunisia, Mesir, dan Algeria telah melakukan teknik amoniasi jerami padi ini sejak lebih dari 15 tahun yang lalu (Chenost, 1997)

INDONESIA merupakan salah satu negara tropis terbesar di dunia. Posisi Indonesia terletak pada garis khatulistiwa sebagai kumpulan dari ribuan pulau-pulau kecil (archipelago). Keadaan alam seperti ini menghasilkan iklim yang sangat mendukung bagi kelangsungan hidup berbagai jenis hewan dan tumbuhan. Kondisi tersebut telah menjadikan Indonesia sebagai negara agraris dan maritim yang sangat subur.

Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi yang sangat besar dalam sektor pertanian. Sebagian besar masyarakat Indonesia masih menjadikan pertanian sebagai komoditas usaha dan profesi. Hal tersebut terlihat dari banyaknya daerah-daerah di Indonesia yang dijuluki sebagai lumbung padi. Kebutuhan pa-ngan dalam negeri dapat dipenuhi sebagian oleh sektor pertanian. Produktivitas pertanian tanaman pangan di Indonesia setiap tahunnya memiliki jumlah yang cukup besar.

Meskipun demikian, dalam setiap panen raya pertanian tanaman pangan di Indonesia ini selalu membawa hasil sampingan atau limbah pertanian yang cukup besar pula. Setiap tahunnya dihasilkan limbah pertanian yang sangat berlimpah hingga mencapai jutaan ton. Limbah pertanian ini terdiri atas jerami padi, daun jagung, batang jagung, daun kedelai, daun kacang tanah, dan ubi kayu. Jerami padi merupakan limbah pertanian terbesar dengan jumlah sekira 20 juta ton per tahun. Sebagian besar jerami padi tidak dimanfaatkan, karena selalu dibakar setelah proses pemanenan.

Di lain pihak, sektor peternakan membutuhkan makanan ternak (pakan) yang harus tersedia sepanjang waktu. Penyediaan makanan ternak merupakan persyaratan mutlak bagi pengembangan usaha peternakan. Makanan ternak harus tersedia sepanjang musim untuk menjaga agar arus pendanaan (cash flow) dalam usaha peternakan tetap stabil.

Oleh karena itu, limbah pertanian berupa jerami padi harus dapat dimanfaatkan menjadi makanan ternak. Pemanfaatan jerami padi ini sangat diperlukan untuk menjaga ketersediaan makanan bagi ternak sepanjang waktu. Atas dasar pertimbangan itu, diperlukan penggunaan teknologi dalam mengolah jerami padi menjadi makanan ternak berkualitas sehingga dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh ternak. Teknologi pengolahan jerami yang telah berkembang dan mudah pengerjaannya adalah pengolahan dengan menggunakan teknik amoniasi.

Teknik amoniasi

M. Chenost, seorang peneliti dari Institut national de la recherche agronomique (INRA) dalam bukunya yang berjudul Roughage Utilization in Warm Climate menjelaskan, pengolahan jerami terdiri atas beberapa teknik, yaitu teknik perlakuan fisik (physical treatment technique), perlakuan biologis (biological treatment), dan perlakuan kimiawi (chemical technique). Teknik amoniasi jerami padi tergolong sebagai teknik perlakuan kimiawi. Tujuannya agar konstituen dari jerami yang berkualitas rendah dapat dicerna enzim pencernaan, sehingga dapat meningkatkan daya cerna (digestibility) dan jumlah jerami yang dimakan (intake).

Jerami merupakan bagian dari batang tumbuhan tanpa akar yang tertinggal setelah dipanen butir buahnya. Jika jerami padi langsung diberikan kepada ternak tanpa melalui proses pengolahan, maka jerami padi ini akan tergolong sebagai makanan ternak yang berkualitas rendah. Jerami padi memiliki kandungan zat gizi yang minim, kandungan protein yang sedikit, dan daya cernanya rendah.

Meskipun demikian, teknik amoniasi dapat mengubah jerami menjadi makanan ternak yang potensial dan berkualitas karena dapat meningkatkan daya cerna dan kandungan proteinnya. Sejumlah negara di dunia seperti, Tunisia, Mesir, dan Algeria telah melakukan teknik amoniasi jerami padi ini sejak lebih dari 15 tahun yang lalu (Chenost, 1997)

Prinsip dalam teknik amoniasi ini adalah penggunaan urea sebagai sumber amoniak yang dicampurkan ke dalam jerami. Urea yang akan dicampurkan tersebut dapat dilarutkan ke dalam air terlebih dahulu (cara basah) atau langsung ditaburkan pada setiap lapisan jerami yang akan diamoniasi (cara kering). Pencampuran urea dengan jerami harus dilakukan dalam kondisi hampa udara (an-aerob) dan proses amoniasi jerami ini memerlukan penyimpanan selama satu bulan.

Teknik amoniasi dapat meningkatkan daya cerna jerami. Ternak akan lebih mudah mengonsumsi jerami hasil amoniasi dibandingkan dengan jerami yang tidak diolah. Urea dalam proses amoniasi berfungsi untuk menghancurkan ikatan-ikatan lignin, selulosa, dan silika yang merupakan faktor penyebab rendahnya daya cerna jerami bagi ternak.

Lignin merupakan zat kompleks yang tidak dapat dicerna oleh ternak. Lignin ini terkandung dalam bagian fibrosa dari akar, batang, dan daun pada tumbuhan. Jerami dan rumput-rumput kering mengandung lignin yang sangat banyak.

Selulosa adalah suatu polisakarida yang mempunyai formula umum seperti pati. Terdapat sebagian besar dalam dinding sel dan bagian-bagian berkayu dari tumbuh-tumbuhan. Kapas hampir merupakan selulosa murni. Selulosa tidak dapat dicerna dan tidak dapat digunakan sebagai bahan makanan kecuali pada hewan ruminansia (sapi, domba, dan kambing) yang mempunyai mikroorganisme selulotik dalam rumennya. Mikroba tersebut dapat mencerna selulosa dan memungkinkan hasil akhir dari pencernaan bermanfaat bagi si hewan (Anggorodi, 1984).

Teknik amoniasi dapat meningkatkan kualitas gizi jerami padi agar dapat bermanfaat bagi ternak. Teknik amoniasi ini dapat menambah kadar protein kasar (crude protein) dalam jerami. Kadar protein kasar tersebut diperoleh dari amoniak di dalam urea yang berperan dalam memuaikan serat selulosa. Pemuaian ini memudahkan penetrasi enzim selulosa dan meningkatkan kandungan protein kasar melalui peresapan nitrogen dalam urea.

Jerami padi yang telah diamoniasi memiliki nilai energi yang lebih besar dibandingkan jerami yang tidak diolah. Proses amoniasi sangat efektif dalam menghilangkan alfatoksin dalam jerami. Jerami yang telah diamoniasi akan terbebas dari kontaminasi mikroorganisme jika jerami tersebut telah diolah dengan mengikuti prosedur yang benar secara hati-hati.

Prosedur pembuatan

Untuk menghasilkan jerami amoniasi yang berkualitas, maka dibutuhkan bahan yang berkualitas pula. Bahan dasar dari pembuatan jerami amoniasi ini adalah jerami padi yang tersisa setelah pemanenan. Jerami padi yang akan diamoniasi harus memenuhi beberapa kriteria yaitu, jerami harus dalam kondisi kering, tidak boleh terendam air sawah atau pun air hujan, dan harus dalam keadaan baik (tidak busuk atau rusak).

Jika telah diperoleh bahan jerami yang berkualitas, maka langkah selanjutnya adalah penimbangan dan pengikatan. Penimbangan dilakukan agar diperoleh jerami amoniasi yang sesuai dengan kebutuhan peternak. Sebelum diikat, jerami harus dimasukkan terlebih dahulu ke dalam kotak kayu berbentuk balok dengan tinggi sekira 50 cm. Kotak kayu tersebut berfungsi untuk mengemas jerami menjadi padat dan berbentuk balok sehingga akan memudahkan penanganan. Setelah diikat, jerami tersebut dapat dikeluarkan kembali dari kotak kayu.

Kemudian, jerami yang telah diikat harus ditaburi urea sebagai sumber amoniak. Penaburan urea ke dalam ikatan jerami harus dilakukan secara merata di setiap lapisan. Hal tersebut harus dilakukan agar proses amoniasi jerami padi berjalan dengan baik.

Dosis urea yang ditaburkan ke dalam jerami jumlahnya sekira 4%-6% dari berat jerami. Dengan kata lain, setiap 100 kg jerami padi yang akan diamoniasi membutuhkan urea sebanyak 4-6 kg. Jika dosis urea yang ditaburkan ke dalam jerami terlalu banyak, maka urea tersebut tidak akan memberikan pengaruh signifikan terhadap nilai nutrisi pada jerami. (Schiere & Ibrahim,1989)

Jerami yang telah ditaburi urea harus segera dibungkus dengan rapat. Bahan pembungkus yang digunakan biasanya berupa lembaran plastik dengan ketebalan yang cukup memadai. Pembungkusan ini sangat penting dilakukan agar tercipta kondisi hampa udara (an-aerob). Proses amoniasi harus berlangsung tanpa kehadiran udara, sehingga pembungkusan harus dilakukan secara hati-hati. Untuk mencegah kebocoran, jerami yang telah ditaburi urea dapat dibungkus dengan lembaran plastik sebanyak dua lapis atau lebih.

Setelah itu, jerami yang telah terbungkus harus disimpan di tempat yang teduh dan terhindar dari air hujan. Untuk mengoptimalkan penggunaan gas amoniak oleh jerami, maka di atas plastik pembungkus sebaiknya diberi beban agar ada tekanan ke bawah. Proses penyimpanan ini membutuhkan waktu selama 1 bulan atau 30 hari.

Satu bulan kemudian, jerami yang terbungkus dapat dibuka dari kemasannya. Pembukaan tersebut harus dilakukan secara hati-hati karena akan membuat mata menjadi perih. Jerami amoniasi yang baik ditandai dengan bau amoniak yang sangat menyengat. Oleh karena itu, jerami amoniasi tersebut harus dibiarkan di udara terbuka terlebih dahulu agar bau amoniak dapat berkurang.

Jerami amoniasi harus disimpan di ruang penyimpanan beratap dengan ventilasi yang memadai. Jika jerami amoniasi dibiarkan di udara terbuka dan terkena air hujan, maka akan terjadi proses pelapukan atau dekomposisi pada jerami tersebut. Penyimpanan dengan jangka waktu lama membutuhkan jerami amoniasi dengan kadar air sebanyak 20%. Penyimpanan dapat dilakukan hingga satu tahun dengan kualitas yang tetap terjaga.

Jerami amoniasi dapat diberikan pada ternak dalam bentuk utuh. Jerami amoniasi yang akan diberikan pada ternak dapat dicampur dengan molases (produk sampingan dari ekstraksi gula yang berasal dari tumbuhan) untuk meningkatkan palatabilitas dan mengimbangi kandungan kandungan nitrogen non-protein pada urea. Pemberian jerami amoniasi sebagai makanan pokok membutuhkan air minum sebagai faktor yang sangat perlu diperhatikan.

Tindak lanjut

Pengolahan limbah pertanian berupa jerami padi menjadi makanan ternak harus disosialisasikan agar penggunaannya dapat dilakukan oleh masyarakat secara luas. Teknik amoniasi jerami padi ini harus dipertimbangkan penggunaan dan pembangunannya oleh pihak-pihak yang berkepentingan dalam bidang peternakan. Penggunaan teknologi amoniasi dalam mengolah jerami padi membutuhkan pengembangan secara intensif agar dapat memberdayakan sumber daya lokal dan menghindari ketergantungan impor makanan ternak.
Penyediaan makanan ternak merupakan bagian integral dari pembangunan peternakan secara umum. Kelangkaan makanan ternak harus diatasi dengan penggunaan berbagai macam alternatif dalam bahan maupun pengolahan. Makanan ternak yang selalu tersedia sepanjang waktu dengan diiringi sistem pemeliharaan terpadu akan menciptakan sektor peternakan yang tangguh dan berkelanjutan

[+/-] Selengkapnya...

FLU BABI

Flu Babi atau Swine Flu/Influenza adalah penyakit saluran pernafasan pada babi, yang disebabkan virus influenza jenis A. Virus flu ini menyebabkan kesakitan yang berat pada babi tetapi angka kematiannya rendah. Virus ini (type A H1N1 virus) pertama kali di isolasi dari babi pada tahun 1930.

Flu babi Inggrisadalah kasus-kasus influensa yang disebabkan oleh virus Orthomyxoviridae yang endemik pada populasi babi. Galur virus flu babi yang telah diisolasi sampai saat ini telah digolongkan sebagai Influenzavirus C atau subtipe genus Influenzavirus A[1]


Babi dapat menampung virus flu yang berasal dari manusia maupun burung, memungkinkan virus tersebut bertukar gen dan menciptakan galur pandemik.

Flu babi menginfeksi manusia tiap tahun dan biasanya ditemukan pada orang-orang yang bersentuhan dengan babi, meskipun ditemukan juga kasus-kasus penularan dari manusia ke manusia.[2] Gejala virus termasuk demam, disorientasi, kekakuan pada sendi, muntah-muntah, dan kehilangan kesadaran yang berakhir pada kematian[3] Flu babi diketahui disebabkan oleh virus influenza A subtipe H1N1[4] H1N2,[4] H3N1,[5] H3N2,[4] and H2N3.[6]

Seperti semua virus influenza, virus flu babi berubah secara konstan. Babi bisa terinfeksi virus avian influenza (virus flu burung) dan virus flu manusia. Jika berbagai virus ini menyerang babi, maka virus ini akan mampu membentuk spesien2 virus baru, yang merupakan gabungan virus avian, manusia dan swine. Sampai saat ini sudah berhasil diisolasi sebanyak 4 sub-type A: H1N1, H1N2, H3N2, and H3N1. H1N1 merupakan virus jebis baru yang baru saja ditemukan pada babi.

Virus Swine flu sebetulnya secara normal tidak menginfeksi manusia. Namun secara sporadis dilaporkan adanya infeksi virus ini pada manusia seperti yang terjadi di US dan mexico. Seringnya orang yang terkena adalah orang2 yang bekerja pada peternakan/industri yang berhubungan dengan babi. Juga dilaporkan adanya penyebaran antar manusia.

Dahulu CDC menerima laporan hanya 1-2 kasus flu ini setiap 1 sampai 2 tahun. tetapi sejak Desember 2005 s/d Februari 2009, 12 kasus telah dilaporkan. Bahkan dalam bulan April 2009 dilaporkan terjadi kejadian luar biasa (out break) seperti tabel dibawah.

Negara ↓

Laboratorium Konfirmasi cases ↓

Kasus lain yg mungkin ↓

Jumlah kematian ↓


Mexico

172

1,995

152


United States

50

212+

0


Canada

6

28+

0


United Kingdom

2

21

0


Spain

1

39

0


New Zealand

0

67

0


Australia

0

40

0


Colombia

0

12

0


Brazil

0

11

0


Chile

0

8

0


Switzerland

0

5

0


Denmark

0

4

0


Ireland

0

4

0


Czech Republic

0

3

0


Poland

0

3

0


France

0

3

0


Guatemala

0

3

0


Israel

0

2

0


South Korea

0

2

0


Argentina

0

1

0


Costa Rica

0

1

0


Peru

0

1

0


Russia

0

1

0


Norway

0

1

0


Total

231

2,467

152


Gejala swine flu pada manusia mirip dengan gejala virus influenza manusia berupa: demam, pegel2, lemes, hilang nafsu makan, dan batuk. Beberapa pasien yang terkena swine flu mengeluhkan pilek, sakit tenggorokan, mual, muntah dan diare.

Virus swine influenza tidak ditularkan melalui makanan. Memasak makanan sampai suhu 160°F akan mematikan virus ini. Virus influenza bisa menular dari babi ke manusia atau sebaliknya. Infeksi pada manusia terjadi terutama jika berada dekat2 babi yang terinfeksi seperti berada dalam kandang babi dll. Infeksi dari manusia ke manusia lain juga bisa terjad, mirip sperti flu manusia, yaitu melalui bersin atau batuk. Bisa juga lewat sentuhan tangan, kemudian tangan tersebut menyentuh mulut atau hidung.

Untk mendiagnosis infeksi swine influenza, dibutuhkan koleksi spesimen dari saluran nafas dalam 4-5 hari pertama. Spesimen ini8 kemudian diperiksakan di Laboratorium.

Ada 4 macam obat antivirus yang beredar di USuntuk mengobati influenza: amantadine, rimantadine, oseltamivir san zanamivir. Pada umunya virus swine influenza masih mempan dengan obat2 ini. Tetapi hasil isolasi virus swine terbaru dari manusia didapatkan resisten terhadap amantadine dan rimantadine. Sehingga saat ini obat yang dianjurkan untuk mengobati serta mencegah swine influenza adalah oseltamivir atau zanamivir.

Asal mula

Pada 5 Februari 1976, tentara di Fort Dix, Amerika Serikat menyatakan dirinya kelelahan dan lemah, kemudian meninggal dunia keesokannya. Dokter menyatakan kematiannya itu disebabkan oleh virus ini sebagaimana yang terjadi pada tahun 1918. Presiden kala itu, Gerald Ford, diminta untuk mengarahkan rakyatnya disuntik dengan vaksin, namun rencana itu dibatalkan.

Pada 20 Agustus 2007, virus ini menjangkiti seorang warga di pulau Luzon, Filipina.

Tanda dan gejala

Gejala utama virus flu babi pada manusia.[8]

Menurut Pusat Pengawasan dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat, gejalan influensa ini mirip dengan influensa. Gejalanya seperti demam, batuk, sakit pada kerongkongan, sakit pada tubuh, kepala, panas dingin, dan lemah lesu. Beberapa penderita juga melaporkan buang air besar dan muntah-muntah.[9]

Dalam mendiagnosa penyakit ini tidak hanya perlu melihat pada tanda atau gejala khusus, tetapi juga catatan terbaru mengenai pasien. Sebagai contoh, selama wabah flu babi 2009 di AS, CDC menganjurkan para dokter untuk melihat "apakah jangkitan flu babi pada pasien yang di diagnosa memiliki penyakit pernapasan akut memiliki hubungan dengan orang yang di tetapkan menderita flu babi, atau berada di lima negara bagian AS yang melaporkan kasus flu babi atau berada di Meksiko dalam jangka waktu tujuh hari sebelum bermulanya penyakit mereka." [10] Diagnosa bagi penetapan virus ini memerlukan adanya uji makmal bagi contoh pernapasan.

Pergantian nama

Penamaan jenis penyakit ini dianggap salah oleh berbagai kalangan, karena telah membuat salah tafsir masyarakat - bahwa babi dapat menularkan penyakit ini kepada manusia. Untuk itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengganti nama penyakit ini dengan Influensa A (H1N1) mulai 30 April 2009 lalu.[11]




[+/-] Selengkapnya...

Jumat, 10 April 2009

IB, apa itu??????????

Inseminasi Buatan (IB) merupakan salah satu teknologi tepat guna yang dapat digunakan untuk memanfaatkan penggunaan bibit jantan unggul dalam perbaikan mutu ternak pada sapi (perah, potong), kerbau (Ditjen Peternakan, 1993). Atau yang dimaksud Inseminasi Buatan/kawin suntik adalah suatu cara atau teknik untuk memasukkan mani (semen) yang telah dicairkan dan telah diproses terlebih dahulu yang berasal dari ternak jantan ke dalam saluran alat kelamin betina dengan menggunakan metode dan alat khusus.

Teknik Inseminasi Buatan merupakan salah satu penunjang keberhasilan IB. Hal ini memerlukan deteksi dan pelaporan birahi yang tepat sehingga inseminasi dapat dilakukan pada waktu yang tepat pula. Demikiam juga teknik inseminasi yang dilakukan secara cermat oleh petugas terampil, dan hewan betina yang sehat dalam kondisi reproduksi yang optimal sangatlah penting. Semen harus dideposisikan ke dalam saluran kelamin betina pada tempat dan waktu yang terbaik untuk memungkinkan pertemuan antara spermatozoa dan ovum serta berlangsungnya proses pembuahan.

Tujuan Inseminasi buatan

u Memperbaiki mutu genetika ternak

u Efisiensi

u Mengoptimalkan penggunaan bibit pejantan unggul secara lebih luas dalam jangka waktu yang lebih lama

u Meningkatkan angka kelahiran dengan cepat dan teratur

u Mencegah penularan/penyebaran penyakit.

Keuntungan inseminasi buatan:

u Menghemat biaya pemeliharaan ternak pejantan;

u Dapat mengatur jarak kelahiran ternak dengan baik;

u Mencegah terjadinya inbreeding;

u Dengan peralatan dan teknologi yang baik sperma dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama;

u Semen beku masih dapat dipakai untuk beberapa tahun kemudian walaupun pejantan telah mati;

u Menghindari kecelakaan yang sering terjadi pada saat perkawinan karena fisik pejantan terlalu besar;

u Menghindari ternak dari penularan penyakit terutama penyakit yang ditularkan dengan hubungan kelamin.

Kerugian inseminasi buatan:

u Apabila identifikasi birahi dan waktu pelaksanaan IB tidak tepat, maka tidak akan terjadi keturunan;

u Dapat terjadi kesulitan (distokia);

u Ada kemungkinan terjadi Inbreeding;

u Dapat menyebabkan menurunnya sifat-sifat genetik yang jelek apabila pejantan donor tidak dipantau sifat genetiknya dengan baik.


Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha memaksimalkan hasil program Inseminasi Buatan

( IB ), adalah sebagai berikut :

u Deteksi Birahi

u Waktu Optimum saat Inseminasi BUatan ( IB )

u Pelaksanaan Inseminasi Buatan ( IB )

u Keadaan Reproduksi sapi betina yang di Inseminasi.

u Kualitas Semen Beku ( Handling dan Thawing ).


Peternak harus memahami dan mengenal tanda – tanda sapi betina yang birahi, serta melaporkannya pada petugas Inseminasi ( Inseminator ) atau melaporkannya ke Pos IB. deteksi birahi harus dilaksanakan paling sedikit dua kali sehari, yaitu pada pagi hari dan sore hari. Sapi yang diam sewaktu dinaiki temannya adalah sapi yang birahi dan apabila seekor sapi mencoba menaiki sapi – sapi lain ditolak, sapi yang berusaha naik tersebut menjelang birahi. Tanda – tanda birahi dapat juga dilihat dari perubahan pada alat kelamin luar dan gejala – gejala lainnya, seperti :

Alat Kelamin Luar

u Pembengkakan pada Vulva

u Vulva berwarna merah

u Vulva terasa hangat

u Keluar lender jernih dari vagina.

Tanda – tanda Penunjang Birahi

u Gelisah, bergairah

u Kongesi pada mata

u Melenguh

u Nafsu makan turun

u Produksi susu turun ( Yang laktasi/diperah )

u Mendekati sapi lain, menciumi daerah sekitar Genitalia sapi lain dan berusaha menaikinya.

Dahulu dikenal dua metode Inseminasi pada sapi yaitu ; dengan menggunakan Specullum atau Vaginaskop dan metode Recto Vaginal. Saat sekarang metode yang digunakan adalah metode Recto Vaginal, karena lebih praktis dan efektif. Cara melakukan Inseminasi Buatan ( IB ) dengan Recto Vaginal Adalah sebagai berikut :

u Tempatkan sapi yang akan di IB di tempat yang aman bagi kita untuk melakukan IB.

u Basahi tangan ( memakai Glove atau tidak ), dan beri pelican.

u Masukan Gun ke dalam Vagina

u Masukan tangan kiri ke dalam Rectum untuk membantu Gun menuju Cervix.

u Bila kotoran terlalu banyak bisa dikeluarkan terlebih dahulu

u Cari Cervix dan masuklan Gun sampai posisi empat.

u Semprotkan Semen secara berlahan.

[+/-] Selengkapnya...

KLoniNg vs IB????

Dari kedua kata-kata di atas baik Inseminasi buatan maupun kloning mungkin sudah biasa kita kenal. akan tetapi apa kita tahu perbedaan dari masing-masing kata tersebut????
Kloning merupakan teknik penggandaan gen yang menghasilkan turunan yang sama sifat baik dari segi hereditas maupun penampakannya.

Cara yang Duplikatkan Manusia (Versi 1.1)

This procedure is based upon the Sheep cloning procedure. Prosedur ini didasarkan pada prosedur kloning Domba. The mouse cloning procedure seems to have worked better, so I'll be changing this page to Version 1.2 when I get all that information together. Mouse prosedur kloning tampaknya telah bekerja lebih baik, jadi saya akan mengubah halaman ini ke Versi 1,2 ketika saya mendapatkan semua informasi yang sama. The two procedures are similar, but not identical. Kedua prosedur yang serupa, tetapi tidak identik.

Rumor has it that I personally have cloned 7400 people, but when I got to Subject: 07401 I ran into trouble! Rumor itu saya pribadi yang ada clone 7.400 orang, tetapi ketika saya ke Pelajaran: 07401 Aku berlari ke dalam masalah!

This page provided courtesy of: Halaman ini disediakan courtesy of:
The BioFact Report The BioFact Lapor
Materials Bahan
Human Tissue : Pure human cells of one tissue type, from the individual who will be cloned. Manusia Tissue: Pure manusia satu sel jaringan jenis, mulai dari individu yang akan clone.
Human Tissue Culture Media: Media in which these human cells will grow and divide. Manusia Tissue Budaya Media: Media di mana sel-sel manusia ini akan tumbuh dan bagi.
Minimal Human Tissue Culture Media: Media in which cells will stop dividing, and enter a state of "quiescence" without dying. Minimal Human Tissue Budaya Media: Media di sel yang akan berhenti membagi, dan masukkan keadaan "kediaman" tanpa sekarat.
Laboratory supplies: Incubator, Sterile Hood, petri dishes, microscopes, and tools capable of removing and implanting cellular organelles, such as the nucleus, from one cell to another. Perlengkapan laboratorium: inkubator, steril Hood, piring petri, microscopes, dan alat-alat yang mampu menghapus dan implanting selular organelles, seperti nukleus, dari satu ke sel lain.
Unfertilized human egg cells. Unfertilized sel telur manusia.
Human Egg Cell growth media: Media where fertilized eggs will grow and divide. Manusia Egg Cell pertumbuhan media: Media yang dibuahi telur akan tumbuh dan bagi.
Procedures Prosedur
Grow the human cells to be cloned until you have a good supply. Sel tumbuh manusia harus clone sampai Anda memiliki pasokan baik.
Transfer the cells to minimal media. Transfer ke sel minimal media. [For now, The Sheep Cloning Paper is a good reference for exactly how long.] This should allow the cells to live, but they should stop dividing and enter quiescence. [Untuk saat ini, The Sheep Cloning Kertas merupakan acuan bagi persis berapa lama.] Hal ini seharusnya memperbolehkan sel hidup, tetapi mereka harus menghentikan pemisah dan memasukkan kediaman. This is likely the step in which the cells lose their differentiation, and revert to a more totipotent state. Ini adalah langkah besar dalam sel yang kehilangan diferensiasi, dan kembali ke negara yang lebih totipotent.
When the cultured cells are in the quiescent state, get an unfertilized human egg cell. Bila sel-sel yang beradab di negara tak bergerak, mendapatkan unfertilized manusia sel telur. Remove the nucleus from this egg cell. Hapus inti dari sel telur. Try to minimize damage done to this cell and discard the nucleus. Cobalah untuk meminimalkan kerusakan ini dilakukan untuk membuang sel dan inti.
Take one of the quiescent cells in it's entirely, and implant it inside the coat around the egg (known as the zona pellucida) next to the egg itself. Mengambil salah satu sel di dalam diam itu sepenuhnya, dan ia memasukkan di dalam mantel di sekitar telur (yang dikenal sebagai Zona pellucida) di samping telur itu sendiri.
Electroshock the egg. Electroshock dengan telur. [For now, The Sheep Cloning Paper is probably a good reference for how much and how long to electroshock.] The electroshock induces the fusion of the two cells, so you should be able to tell when you've electroshocked enough just by looking at the cells. [Untuk saat ini, The Sheep Cloning Kertas mungkin referensi yang baik untuk berapa banyak dan berapa lama ke electroshock.] The electroshock induces yang fusi dari dua sel, sehingga Anda dapat memberitahu bila telah electroshocked cukup hanya dengan melihat sel. The rebooting of the human genetic program is believed to be initiated by the replacement of donor cell protien signals by egg cell protien signals, but the electroshock might assist in moving those protien signals across the nuclear membrane as well. The rebooting genetika manusia dari program ini diyakini akan dimulai oleh penggantian donor sel protien sinyal oleh sel telur protien sinyal, tapi mungkin electroshock membantu mereka yang bergerak di seluruh sinyal protien nuklir selaput juga. Electroporation is a common technique for moving DNA molecules through a cellular membrane. Electroporation umum adalah teknik untuk memindahkan molekul DNA melalui selaput sel.
Repeat the last three steps as necessary until you have enough clones. Expect a lot of them not to survive because of cellular damage and other mishaps. Ulangi tiga langkah terakhir yang diperlukan sampai Anda memiliki cukup clones. Expect banyak dari mereka tidak hidup karena kerusakan dan selular lainnya mishaps. Allow the embryos to grow and divide a few times in Human Egg Cell growth media. Mengizinkan embryos tumbuh dan membagi beberapa kali dalam Manusia Egg Cell pertumbuhan media.
Implant the embryos in human mothers where they will can be carried to term, and born normally. Susuk yang embryos ibu manusia di mana mereka akan dapat dibawa ke istilah, dan lahir normal.

[+/-] Selengkapnya...

KLONING PADA ANJING

KLoning pada anjing??????????

Pengertian Kloning
Kloning merupakan teknik penggandaan gen yang menghasilkan turunan yang sama sifat baik dari segi hereditas maupun penampakannya. DNA adalah singkatan dari Desoxyribo Nucleic Acid, yaitu inti asam yang mengandung zat desoxyribose, terdapat utamanya dalam inti sel. DNA merupakan blue-print, atau kode genetik bagaimana wujud suatu makhluk yang diturunkannya.

Dalam perkembangannya, klonasi tidak hanya dikerjakan dengan memanfaatkan potongan tanaman yang umumnya berbentuk batang yang mengandung titik-titik tumbuh calon ranting dan daun, tetapi juga memanfaatkan hampir semua jaringan tanaman untuk menghasilkan tanaman sempurna. Dengan teknologi biakan jaringan, potongan daun atau sekeping jaringan dari batang tanaman lengkap. Dari sini terlihat bahwa klonasi pada dasarnya memanfaatkan sel-sel tanaman yang masih memiliki kemampuan untuk memilah-milah diri menghasilkan berbagai jenis tanaman, seperti akar, batang dan daun dengan fungsinya masing-masing. Kemampuan semacam ini ternyata semakin menurun seiring dengan meningkatnya status organisme. Pada organisme tinggi, misalnya mamalia, sel-sel jaringan telah kehilangan totipotensinya, sehingga apabila tanaman hanya mampu menghasilkan sel sejenis, tetapi tidak mampu memilah diri lagi untuk menghasilkan organ atau sel dengan fungsi yang lain. Berbeda dengan tanaman, klonasi mamalia tidak dapat dikerjakan, misalnya dengan menanam sel atau jaringan dari bagian tubuh, seperti tangan, kaki, jantung, hati untuk menghasilkan individu baru. Dengan demikian, klonasi pada organisme tingkat tinggi hanya dapat dikerjakan lewat sel yang masih totipoten, yaitu sel pada aras embrio atau mudghah.
Dari pemahaman tentang sifat sel organisme tadi, jika ditinjau secara umum sesuai dengan aras kehidupan organisme, maka klonasi dapat dikerjakan pada berbagai aras, yaitu klonasi pada aras sel, aras jaringan dan aras individu. Pada organisme sel tunggal atau unisel seperti bakteri, perbanyakan diri untuk menghasilkan individu yang baru, berlangsung lewat klonasi sel. Dalam hal ini klonasi sel sekaligus juga merupakan klonasi individu pada hewan dan manusia dapat juga terjadi, misalnya pada kelahiran kembar satu telur. Masing-masing anak di sini merupakan klonus yang memiliki susunan genetis identik.
Istilah kloning atau klonasi berasal dari kata clone (bahasa Greek) atau klona, yang secara harfiah berarti potongan. Yang dimaksud dengan klonasi adalah suatu metode atau cara perbanyakan makhluk hidup (atau reproduksi) secara aseksual. Hasil perbanyakan lewat cara semacam ini disebut klonus/klona, yang dapat diartikan sebagai individu atau organisme yang dimiliki genotipus yang identik.
Pengertian kloning yaitu : gen-gen yang direkombinasi dan di kembangkan. Kloning berasal dari kata “clone” yang diturunkan dari bahasa Yunani “klon” yang artinya potongan yang digunakan untuk memperbanyak tanaman. Kata ini digunakan dalam dua pengertian (1) klon sel adalah sekelompok sel yang identik sifat-sifat genetiknya, semua berasal dari satu sel. (2) klon gen atau molekuler adalah sekelompok salinan gen yang bersifat identik yang direplikasi dari satu gen yang dimasukan dalam sel inang.

Teknologi Kloning
• Kloning gen: Teknik ini digunakan untuk menduplikasi potongan DNA dalam sel inang yang mereplikasi secara mandiri.
• Kloning terapeutik: Digunakan dalam pemanenan sel punca dari janin manusia, yang kontroversial, untuk mengobati beragam penyakit.
• Kloning reproduktif: Digunakan untuk menciptakan seekor binatang yang memiliki DNA inti yang sama dengan binatang lain.


Manfaat Kloning
1. Untuk pengembangan ilmu pengetahuan
2. Untuk mengembangkan dan memperbanyak bibit unggul
3. Untuk tujuan diagnostik dan terapi
4. Menolong atau menyembuhkan pasangan infertil mempunyai turunan

Kekurangan Kloning
1. Banyak menimbulkan kecacatan
2. Rentan terhadap penyakit
3. Penurunan fungsi sel sperma
4. Umur relatif pendek

Cara Kerja
1. Suatu frakmen DNA yang mengandung gen yang akan diklon diinsersikan pada molekul DNA sirkular yang di sebut sektor untuk menghasilkan chimoera atau molekul DNA rekombiner.
2. Vektor bertindak sebagai wahana yang membawa gen masuk ke dalam sel tuan rumah ( host ) yang biasanya berupa bakteri, walaupun sel-sel jenis lain dapat di gunakan.
3. Didalam sel host, vektor mengadakan replikasi menghasilkan banyak kopi atau turunan yang identik, baik vektornya sendiri maupun gen yang dibawanya.
4. Ketika sel host membelah, kopi molekul DNA rekombinasi diwariskan pada progeni dan terjadi replikasi vektor selanjutnya.
5. Setelah terjadi sejumlah besar pembelahan sel, maka dihasilkan koloni atau klonsel host yang identik. Tiap-tiap sel dalam klon mengandung satu kopi atau lebih molekul DNA rekombinasi, dengan demikian dikatakan bahwa gen yang dibawa oleh molekul rekombinasi telah diklon.


Aplikasi Kloning Pada Anjing
Dibandingkan domba, kloning anjing tergolong sulit karena masa reproduksi mereka hanya 1-2 kali setahun, sehingga produksi telurnya juga sedikit. Namun para ilmuwan masih mencoba memastikan jumlah embrio yang mesti ditransfer dan diimplementasikan untuk mendorong kehamilan.
Efek negatif dari kloning adalah mayoritas embrio kloning mati lebih awal saat kehamilan. Dan yang berhasil hidup biasanya mengalami persoalan kesehatan seperti pembengkakan jantung, paru-paru yang tumbuh tidak sempurna dan turunnya sistem kekebalan tubuh. Beberapa binatang hasil kloning malah mengalami obesitas diantaranya anjing.
Anjing yang pertama dikloning yaitu Missy. Materi genetik dari jaringan tubuh Missy itu kemudian dimasukkan ke sel telur dari anjing donor. Sel yang telah dibuahi itu kemudian ditanamkan dalam rahim beberapa anjing betina untuk dikandung secara alami.
Pada Desember, anjing klon pertama lahir dan diberi nama Mira. Dua klon Missy lainnya, Chin-Gu dan Sarang, lahir pada Februari lalu. Pengujian yang dilakukan Davis, dari Laboratorium Genetika Veteriner di University of California, mengindikasikan tiga anjing itu adalah klon, bukan kakak-adik.
Tahap dalam mengklon Missy, anjing klon pertama dunia:
• Telur anjing yang belum dibuahi.
• Sel dari telinga anjing yang akan diklon.
• Inti sel dibuang dengan pipet.
• DNA dari sel tubuh donor disuntikkan ke dalam telur.
• Arus listrik kecil menggabungkan DNA dan sitoplasma (cairan isi sel).
• Hanya janin dengan gen dari DNA sel donor yang ditempatkan ke dalam uterus anjing betina untuk dikandung secara alami.

Proses kloning anjing dapat digambarkan seperti dijelaskan secara sederhana sebagai berikut :
• Mempersiapkan sel stem : suatu sel awal yang akan tumbuh menjadi berbagai sel tubuh. Sel ini diambil dari manusia yang hendak dikloning.
• Sel stem diambil inti sel yang mengandung informasi genetic kemudian dipisahkan dari sel.
• Mempersiapkan sel telur : suatu sel yang diambil dari sukarelawan perempuan kemudian intinya dipisahkan.
• nti sel dari sel stem diimplantasikan ke sel telur
• Sel telur dipicu supaya terjadi pembelahan dan pertumbuhan. Setelah membelah (hari kedua) menjadi sel embrio.
• Sel embrio yang terus membelah (disebut blastosis) mulai memisahkan diri (hari ke lima) dan siap diimplantasikan ke dalam rahim.
• Embrio tumbuh dalam rahim menjadi bayi dengan kode genetik persis sama dengan sel stem donor.

[+/-] Selengkapnya...

 
template by suckmylolly.com flower brushes by gvalkyrie.deviantart.com